Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Rabu, 13 Maret 2013

Gaya Dan Bahasa Pidato Di Depan Umum

 
Gaya lisan merupakan kualitas berbicara yang jelas dibedakan dengan bahasa tulisan.  Susunan kata dan tata bahasa yang Anda gunakan tidak dapat berbicara persis seperti yang Anda tulis. Pada umumnya  bahasa lisan terdiri dari kata-kata yang lebih sederhana, lebih pendek, dan lebih populer daripada kata-kata dalam bahasa tulisan. Bahasa lisan mengandung sejumlah besar istilah referensi sendiri, ungkapan, istilah yang kuantitatif semu (misalnya banyak, sangat, berbagai, sejumlah), lebih banyak mengandung pernyataan yang menyatukan pembicara sebagai bagian dari pengamatan, dan lebih banyak menggunakan kata benda daripada kata keterangan.
 
Sebagaian besar gaya berbicara ini harus dipertahankan di dalam pembicaran di depan umum, namun harus diberikan polesan gaya yang diperkirakan cocok untuk keperluan bericara dan paling efektif dalam mengomunikasikan maksud kepada khalayak pendengar.
 
Pilihan Kata
Dalam berpidato hendaklah memilih kata dengan seksama yang lebih menguraikan, lebih gamblang, lebih sesuai, lebih personal, dan lebih menguatkan. Uraian dalam gaya bericara harus merupakan tujuan utama dalam berpidato. Berikut pedoman untuk membuat pembicaran yang lebih jelas :
 
1.Ringkas. Contoh warnanya biru, pukul 21.00 malam hari
2.Gunakan istilah dan angka spesifik.
Contoh : lebih baik katakan anjing daripada makhluk hidup
3.Gunakan ungkapan yang memandu.
Contoh : pendapat saya berikutnya adalah …, coba kita perhatikan bagaimana cara…
4.Gunakan istilah pendek, populer, dan umum.
Contoh : lebih baik mengatakan menggali daripada mengorek keterangan
5.Gunakan ulangan dan ringkasan internal
6.Gamblang
7.Gunakan kata kerja aktif.
Contoh : lebih baik manajemen menemui kita besok daripada manajemen akan berada di sini besok.
8.Gunakan teknik berpidato, perhatikan aliterasi, hiperbola, metafora, metonimi, personifikasi, pertanyan retorik, dan simile
9.Kesesuaian, mengikuti pedoman untuk membantu memilih bahasa yang sesuai
10.Berbicara pada formalitas yang sesuai, misalnya ucapkan “takkan” daripada “tidak akan”
11.Hindari kata asing, jargon, kata teknis, dan singkatan. Memang beberapa singkatan tak asing bagi pendengar, namun harus hati-hati karena tidak semua pendengar paham. Oleh sebab itu, penggunaan singkatan harus diikuti oleh penjelasan artinya.
12.Hindari bahasa slang dan ungkapan vulgar, tidak boleh menyinggung perasaan pendengar
13.Hindari istilah dan ungkapan yang ofensif, misal lebih baik menyebut pemain drama daripada dramawan
14.Gaya personal
15.Gunakan kata ganti orang.
Misal : ia, saya, anda daripada seseorang
16.Pertanyaan langsung ke khalayak, mengajak pendengar untuk menjadi bagian acara dari pembicaraan
17.Mainkan intensitas suara dengan derajat inetnsitas gaya yang berbeda-beda untuk menciptakan suasana yang mendalam
 
Pembentukan Kalimat
Pidato yang efektif memerlukan perhatian khusus dalam pembentukan kalimat. Berikut ini beberapa pedomannya.
a.     Pilih kalimat pendek
b.     Pilih kalimat langsung, misalnya lebih baik mengatakan Kita tidak usah menerima rancangan … saya tunjukkan kepada Anda tiga alasan daripada Saya ingin memberitahu Anda mengenai tiga alasan mengapa kita tidak perlu menerima rancangan …
c.      Pilih kalimat aktif, lebih baik mengatakan Manajemen menyetujui proposal itu daripada Proposalnya disetujui oleh manajemen
d.     Gunakan kalimat yang positif, lebih baik mengatakan kami menolak proposal itu daripada kami tidak menerima proposal itu
e.     Variasi jenis dan panjang kalimat.Kalimat harus pendek, langsung, aktif, dan positif memang benar, namun terlalu banyak kalimat yang jenis dan panjangnya sama akan terasa membosankan. Gunakan variasi dalam pembentukan kalimat sementara dengan tetap memperhatikan pedoman umum di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar