Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Senin, 18 Maret 2013

Daftar Negara Yang Mengizinkan Perempuan Berperang





Ada banyak negara yang mengizinkan perempuan menjadi bagian dari militer, namun hanya beberapa yang mempunyai sedikit larangan atau batasan. Di bawah ini tercatat sebanyak 9 negara yang paling sedikit memberikan larangan kepada perempuan untuk (ikut) bertempur saat perang.

Amerika Serikat
Pentagon, pusat militer AS, telah melakukan penggalian informasi dari berbagai negara mengenai pengiriman pasukan perempuan sebelum akhirnya menurunkan keputusan ini.
Amerika telah mengalami proses integrasi masuknya perempuan dalam spesialisasi militer selama tiga hingga sepuluh tahun.

Australia
Negara ini baru saja mencabut larangan bagi perempuan yang ingin melibatkan diri dalam pertempuran. Peraturan sebelumnya hanya memberikan porsi 7 persen bagi perempuan, namun Menteri Pertahanan Australia pada tahun 2011 telah membuka semua kesempatan bagi perempuan yang ingin masuk ke pasukan khusus, infantri, dan artileri.

Kanada
Tahun 1989, Kanada membuka semua peran tempur bagi perempuan kecuali tidak melibatkan mereka dalam peperangan kapal selam. Pada tahun 2000, akhirnya perempuan diberikan lampu hijau bertugas dalam unit selam.
Tiga tahun kemudian, Kanada memberikan kepercayaan kepada perempuan untuk pertama kalinya bertugas sebagai kapten dari kapal perang, dan perempuan lainnya juga ditugaskan sebagai wakil komandan dari unit senjata tempur. Saat ini sekitar 15 persen dari pasukan militer Kanada adalah perempuan, sementara dua persen dari pasukan tempurnya adalah perempuan.

Denmark
Sejak 1988, Denmark memiliki kebijakan "inklusi total" di mana ini berawal dari tahun 1985 "percobaan tempur" yang menggali kemampuan perempuan untuk bertempur di garis depan. Penelitian terhadap orang Denmark menunjukkan bahwa perempuan memiliki performa yang sama baiknya dengan laki-laki di medan pertempuran. Pasukan Operasi Khusus Negara merupakan salah satu bagian yang masih belum bisa dimasuki perempuan meskipun semua unit telah terbuka.

Perancis
Sebanyak 1,7 persen perempuan mengambil bagian dalam pasukan militer Perancis. Kebanyakan perempuan tidak memilih bertugas dalam pasukan tempur infantri meskipun diizinkan. Perempuan Perancis dapat bertugas di semua lini militer kecuali unit kapal selam dan unit the riot-control gendarmerie.

Jerman
Jerman membuka unit pertempuran untuk perempuan pada tahun 2001, dan hal ini secara dramatis meningkatkan perekrutan prajurit perempuan ke dalam jajaran. Jumlah Angkatan Bersenjata Perempuan Jerman saat ini lebih tinggi tiga kali lipat dibanding tahun 2001. Tahun 2009, sekitar 800 tentara wanita bertugas di unit-unit tempur.
 
Israel
Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mulai menempatkan perempuan pada posisi pertempuran pada tahun 1985. Para perempuan mulai bertugas pada unit artileri, pasukan penyelamat, dan pasukan anti pesawat di tahun 2009. Sementara itu perempuan juga diwajibkan mengambil bagian dalam wajib militer selama dua tahun.
Selandia Baru
Perempuan di Selandia Baru dibolehkan untuk bertugas di semua unit pertahanan, termasuk infantri, perlengkapan persenjataan, dan artileri, sejak disahkannya Undang-Undang pada tahun 2001. Namun, empat tahun kemudian sebuah laporan menyatakan kondisi ini telah mendorong pergesaran dalam masyarakat mengenai "nilai-nilai perempuan mau pun laki-laki".

Norwegia
Norwegia menjadi negara pertama yang tergabung dalam NATO yang mengizinkan perempuan untuk mengemban tugas di semua kapasitas tempur termasuk kapal selam di tahun 1985. Para prajurit perempuan melakukan pekerjaan hebat di Angkatan Bersenjata Norwegia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar